Rentetan Nasihat yang Sering Terabaikan

"Bacaan fanatisme teruntuk mereka yang ingin dan mau mengerti akan agamanya sendiri" - WATCH OUT!

Yang akan aku ulas ini mungkin bacaan ringan yang sekedar mengingatkan di penghujung akhir 2013 untuk masa datang yang entah sampai kapan. Karena sepotong ayat Al-Qur'an berfirman "Sampaikanlah walau hanya satu ayat." Semoga ulasan singkat ini bermanfaat. Jika kalian muslim sadarlah dan berpikiran maju :) Kita sudah banyak dijajah budaya barat secara tidak langsung.

Yak Desember adalah mungkin bulan yang paling dinanti setelah bulan Juni oleh seluruh umat, bagaimana tidak? Desember diselimuti oleh puncak udara dingin dan bulan ini meyuguhkan hari yang panjang untuk rehat sejenak dari rutinitas menimba ilmu di sekolah, kerja di perkantoran swasta berbeda dengan PNS ya karena tentu instansi pemerintah tidak menyediakan banyak libur layaknya karyawan swasta. Lalu apa ungkapan yang sering kau dengar ketika bulan Desember? "Merry Christmas and Happy New Year" pasti tidak jauh dari hari hari di penghujung akhir tahun.

Lalu apa hubungannya dengan pos kali ini? Pertanyaan tepat yang akan segera saya utarakan semuanya haha *basa-basi yang cukup panjang sebenarnya* :p
Sebagai umat muslim, larangan akan mengucapkan selamat natal kepada para nasrani apalagi ikut merayakan sekaligus perintah untuk sederhana tak sebanding lurus dengan masyarakat awam yang merayakan pergantian bulan masehi ini sangat istimewa daripada pergantian bulan Hijriah. 1 Muharram tak pernah benar-benar dirayakan bahkan diketahui. Bahkan mungkin generasi muda lupa akan sejarah bulan Hijriah yang sebenarnya perhitungannya diambil dari revolusi bulan terhadap bumi umumnya secara sains dan khususnya secara nilai religi diambil dari perjalanan dakwah Nabi Muhammad mulai dari Mekk'ah ke Madiinah.

Muncul pertanyaan kembali, kenapa kita dilarang untuk mengucapkan selamat natal?
sebenarnya saya juga seorang remaja muslim yang mencoba terus istiqomah menelusuri agama saya sendiri jadi jawaban berikut diambil dari beberapa sumber yang memang sangat logis bagi kita semua umat muslim. Apabila kita mengucapkan selamat natal kepada non muslim itu sama aja kita mengakui ibadah mereka kepada Tuhannya yang tak lain Nabi Isa SA di ajaran kita. Lalu bagaimana jika maksud kita sekedar bertoleransi antar agama? Nah ini nih yang sering bikin aku jengkel sendiri. TOLERANSI | Tahu apa kamu tentang toleransi? | Bukankah toleransi itu menghargai satu sama lain agar tercipta kedamaian dan kerukunan bukan malah perpecahan silih pendapat antar umat beragama.
Benar memang begitu toleransi tapi ingat readers bahwa toleransi antar agama itu memeliki batas, ini pasti di semua agama diajarkan. Kita ambil contoh bahwa umat non muslim tidak akan sudi terkecuali terketuk hatinya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat padahal itu hanya sekedar kata-kata bahasa arab yang berarti "Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusanku." dalam skrip darama pun kita akan gampang berkata demikian karena maknanya ya emang cuman berakting lalu bagaimana jika kita benar-benar memaknai kata tersebut, kita pasti akan mengamalkan bahwa Tuhankulah Allah SWT dan NabiMuhammad adalah panutan utamaku karena beliau utusan Tuhanku. Jadi intinya walau hanya sekedar kata-kata ini juga berpengaruh juga. Maka sudah sepantasnya kita tak mengucapkan "selamat natal" pada non muslim karena itu berari kita mengakui agama mereka. See? Semua umat beragama sudah bertoleransi sesuai ajarannya dan memeliki batasan tertentu. Ayat Al-Qur'an pun telah menjelaskan "Lakum dinikum wa lii yadin." artinya "Untukmu agamamu dan untukku agamaku." Nah toleransi berarti bukan hanya saling mengerti dan menghargai tetapi juga membiarkan mereka menjalankan urusan agama mereka begitu pula dengan kita yang menjalankan agama kita sendiri. Dengan membiarkan mereka menjalankan urusan masing-masing berari kita menciptakan keramaian dan kedamaian.

How about new year eve?
Semalam aku melihat kiriman teman facebook dari kompasIslam begini katanya
Saya pun serasa digampar tetapi juga merasa diingatkan sekaligus bertanya-tanya sampai detik ini kenapa kita tidak boleh mengucapkan selamat tahun baru? aku masih bingung, aku merasa itu terlalu kejam, pikiranku sudah me-mindset bahwa ini tidak ada sama sekali hubungannya dengan agama. Tetapi setelah aku terlusur lebih jauh di internet aku mengetahui bahwa sesungguhnya islam punya kalender tersendiri yaitu Hijriah bukan Masehi. Masehi adalah kalender masyarakat nasrani. Dan islam telah memerintahkan untuk tidak menghamburkan-hamburkan waktu untuk yang tidak berguna seperti merayakan malam tahun baru. coba cek selengkapnya disini https://www.facebook.com/notes/mengenal-ajaran-islam-lebih-dekat/nasehat-bagi-muslim-10-kerusakan-dalam-perayaan-tahun-baru/10150446166606650 . Untuk masalah meniup terompet itu berhubungan dengan tradisi meniup terompet ini pada mulanya merupakan cara orang-orang kuno untuk mengusir setan. Orang-orang Yahudi belakangan melakukan hal itu sebagai kegiatan ritual yang dimaknai sebagai gambaran ketika Tuhan menghancurkan dunia. Mereka melakukan ritual meniup terompet ini pada waktu perayaan tahun baru Yahudi, Rosh Hashanah, yang berarti "Hari Raya Terompet", yang biasa jatuh pada bulan September atau Oktober. Bentuk terompet yang melengkung melambangkan tanduk domba yang dikorbankan dalam peristiwa pengorbanan Isaac (Nabi Ishaq dalam tradisi Muslim). Hal ini sangat berbeda dengan ajaran Islam yang menetapkan bahwa Nabi Ismail-lah, saudara Nabi Ishaq, yang diminta Allah untuk dikorbankan.

Bunyi terompet yang bersahut-sahutan biasanya belum lengkap jika tidak diikuti dengan pesta petasan dan kembang api. Sebagaimana membunyikan trompet, tradisi ini merupakan ritual untuk mengusir setan di dalam tradisi bangsa Cina. Selain itu, petasanjuga dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan. (sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=206524239472689&id=161499327308514)

Nah sekarang udah pada tahu kan. Mending berbenah diri aja ya. Semoga bermanfaat dan tekadmu untuk perdalam agamamu tak pernah padam dan luntur. 

Comments