"Duka Sedalam Cinta" karya Bunda Helvy Tiana Rosa

Pertengahan Bulan Oktober kemarin, Fatiha mendapat tawaran menggiurkan dari seorang kakak baik. Ialah Mbak Rani salah satu anggota Komunitas Suka Film Islami (Kosufi). Kosufi bekerjasama dengan Brownies Cinta mengadakan nonton bareng film saduran buku Bunda Helvy Tiana Rosa "Ketika Mas Gagah Pergi". Jelasnya, film yang akan ku toton berjudul "Duka Sedalam Cinta". Film ini lanjutan dari "Ketika Mas Gagah Pergi" (nah yang ini baru judulnya sama kayak buku hehe) yang katanya ending-nya masih gantung. Nobar diadakan di Grand 21 Solo Grand Mall dengan rangkaian  acara tausiyah Ustad Salim A. Fillah pada hari Kamis (19/10) tepat di hari launching-nya secara gratis untukku. Tawaran yang sangat menggiurkan. Setelah membaca pesannya, aku langsung meng-iya-kan mengingat tak ada jam kuliah saat itu. Asyik. Allah Maha Baik, berkali-kali ku coba luangkan waktu dan biaya untuk mencuri ilmu dari Ustad Salim tapi Allah beri yang gratis di waktu dan tempat yang tepat hehe
.
Seperti biasa, telingaku terbius dengan rapinya struktur bahasa milik Ustad Salim dalam menyampaikan tausiyahnya. Ia yang sudah lama ditawari oleh Bunda Helvy untuk mengambil peran di karyanya ini pun mencoba menyampaikan apa maksud baik Bunda Helvy lewat film ini. Filosofi "Duka Sedalam Cinta" bagi Ustad Salim adalah bentuk cinta Allah itu adalah untuk mereka hamba-hamba Allah yang ketika ujian berat menimpa, Ia ikhlas dan percaya bahwa ketetapan Allah itu yang paling baik bagi dirinya. Ujian jika disikapi dengan baik akan membawa kepada kualitas diri yang lebih matang. Lebih yakin ke Allah. Indah sekali, kan? 

Sebenarnya tutur kata Ustad Salim lebih indah lagi. Ia gambarkan itu melalui kisah-kisah nabi dan sahabat yang tak pernah henti di uji Allah tapi mereka yakin betul bahwa Allah bersama mereka. "Seseorang pasti akan diuji dengan hal yang ia junjung tinggi." Ustad Salim memberi contoh Nabi Muhammad yang menjunjung tinggi gelar ash-shidiqnya maka ketika Rasulullah SAW menyampaikan Islam tak ada yang percaya justru mengolok-oloknya gila atau penyihir. Lalu, Nabi Ibrahim AS yang selalu diuji karena cintanya. Mulai dari Sarah istri pertamanya, lalu Bunda Hajar RA, dan anaknya Ismail AS. Nah, itulah makna "Duka Sedalam Cinta". Dalam ujian, Allah tebar cintanya untuk jadikan kita lebih beriman pada-Nya.




Mendekati magrib kajian berakhir. Aku yang sedang berhalangan pun menuruti kata MC "Yang ingin bisa merasakan brownies dari Brownies Cinta bisa memberikan testimoninya di belakang." Aku yang sedikit tak tahu malu menurut. Testimoni lewat video dan ku dapatkan brownies kecil ukuran sekitar 5x5 cm. Bukan endorse ya, tapi browniesnya beneran enak. 



Memasuki pukul 18:20, aku bergegas memasuki studio bersama kenalan baru yang sekarang aku sudah lupa namanya. Padahal sempat mengobrol di food court sebelumnya loh. Dasar! Aku dapat studio 1 dimana Ustad Salim ikut menonton di situ. Barisanku adalah dua baris membelakangi barisan Ustad Salim bersama istri, anak, dan panitia-panitia yang terlibat. Merasa bahagia karena dapat duduk paling ujung dekat dengan tangga jalan. Tak perlu repot-repot ke tengah berkata permisi terlebih dahulu ketika mau duduk atau keluar. Barisanku adalah barisan yang dibawa oleh Mbak Rani hehe. Makasi, mbak. Tapi, studio hari itu terasa sangat panas. Angin AC sepanjang film diputar tak terasa sama sekali malah aku mengeluarkan kertas sebagai kipas manualku. Baru kali ini kepanasan di studio. Apa mungkin karena aku yang banyak dosa aja, ya? :")

Mbak Rani yang berkerudung coklat dan Mbak Anis yang berkerudung kuning.

Masuk Review hehehe.....

Film "Duka Sedalam Cinta" sukses membuat hatiku serasa gado-gado. Rasa tegang, santai, ceria, tunduk, dan haru melebur menjadi satu di film yang berdurasi hampir 2 jam. Di tengah-tengah film bahkan ada yang dengan jelas meneteskan air matanya. Aku? Mataku hanya berkaca-kaca karena lupa bawa tissue jadi biar gak ribet ditahan aja lah air matanya haha. Walaupun aku belum pernah melihat "Ketika Mas Gagah Pergi", aku tidak merasa bingung akan jalur cerita yang disampaikan dengan adanya bantuan alur mundur dari kepergian Mas Gagah. Bagi kalian yang gregetan karena merasa digantung oleh "Ketika Mas Gagah Pergi" maka "Duka Sedalam Cinta" akan mengupas tuntas rasa penasaranmu. Film ini juga memberi perspektif baru bagiku, bahwa ketika kamu telah berhijrah coba berusaha lebih keras untuk mengajak keluargamu ikut dalam urusan kebaikanmu itu. Ya, film ini cocok untuk ditonton segala usia. Film ini juga cocok untuk hiburan keluarga. Banyak hikmah yang bisa diambil dari "Duka Sedalam Cinta". Selain yang sudah ku sebutkan di atas, ialah teruslah berbuat baik untuk masyarakat sekitarmu. Ambil peranmu, karena jika kita tak mau ambil peran baik maka akan ada yang menggantikan peran baik tersebut. 

Satu hal yang aku sangat notice, Film "Duka Sedalam Cinta" memiliki cinematic yang bagus dan indah. Memperindah Ternate yang nampaknya sudah begitu indah dari sananya. Lepas nonton, jadi mupeng ke Ternate. Pemilihan lagu untuk mendukung suasana juga pas. Rasa haru tersampaikan dengan baik. Tetapi, problem film dakwah yang masih sering aku temui adalah penjiwaan karakter dari para pemain masih kurang. Kalau ingin buat sosok yang religus karena amalan sunnah jenggot, akan lebih baik hadirkan yang punya jenggot alami bukan yang dibuat-buat. Sudah berapa banyak peran wanita di Indonesia yang tak memiliki rambut karena kanker misalnya benar-benar mencukur habis rambutnya? Itu akan menjadi nilai tambah. Memang proses casting pemain untuk urusan visi misi, bacaan Al-Qur'an, dan akhlak islami tak diragukan lagi. Berkaca dari proses casting "Ketika Cinta Bertasbih", banyak yang sekarang menjadi public figure yang menginspirasi seperti Oki Setiana Dewi, Meida Safira, Cholidi Asadil Amam, dll.

Oleh olehnya selain brownies juga ttd Ustad rujukan :D

Di lain sisi, apresiasi besar ku ucapkan untuk Mbak Aquino Umar yang berhijrah selepas bermain di Film "Duka Sedalam Cinta". Allah memang Maha Baik soal hidayah. Ia mantap berhijab seusai syuting film pada tahun 2016. Apresiasi besar juga kusampaikan pada Mbak Wulan Guritno yang seperti biasa sangat menjiwai perannya. Tak lupa, pada bunda Helvy dan Asma Nadia. Semoga Allah beri balasan baik untuk kalian dan semoga lingkaran kebaikan kalian akan terus menuai inspirasi bagi lingkaran-lingkaran yang lain :)


Sampai jumpa di inspirasi-inpirasi indah berikutnya. 

Comments