Hadiah Hari Kasih Sayang, Kata Mereka.

Jum’at, 14 Februari 2014.
Awalnya, aku menjalani hari-hariku seperti biasa. Seperti biasa maksudnya aku bangun dari tidur pada pukul  setengah enam pagi. Tidurku selalu nyenyak. Aku tak pernah merasakan akan adanya gangguan ketika ku tidur mimpi pun tidak. Seperti pagi dini hari aku tak merasakan ada getaran yang begitu dahsyat. Setelah ku terbangun, seperti biasa “lagi” aku cek handphoneku. Aku langsung disambut halaman facebook. Semalaman hapeku ku biarkan demikian. Aku “seperti biasa” tertidur dalam keadaan hp di samping dan facebook masih terbuka. Aku sekedar cek status terbaru. Awalnya aku tak menghiraukan salah satu dari temanku yang menulis “Gunung kelud mbledos.. tapi getarane kroso nganti gonanku” ku lihat di bawahnya tertulis 5 jam yang lalu. Aku berpikir kelud kerasa sampai Boyolali? Ah mungkin hanya perasaan temanku saja. Aku stalking semakin ke bawah ternyata banyak di antaranya mengatakan hal yang sama. Aku refresh lagi halaman facebookku. Status terbaru bermunculan, kebanyakan dari mereka menulis “Hujan abu tebel banget.” Aku pun akhirnya tersadar bahwa sedang ada musibah. Letusan Gunung Kelud yang terletak di Kediri, Jawa Timur terasa dampaknya di kotaku di provinsiku Jawa Tengah, Solo. Daerah Jawa Tengah dan DIY merasakannya. Begitu dahsyat tebal dari hujan abu ini. Terasa susah aku bernafas, sungguh. Setengah jam aku terbaring di tempat tidur. Aku pun penasaran juga keadaan di luar. Aku tengok. Berdiri di depan balcon dan melihat guyuran abu menetesi jalanan kampungku. Ini tentu menyurutkan semangat warga beraktivitas. Jam 6 pagi biasanya ramai sekali dan matahari sudah menampakkan sinarnya, sekarang hanya beberapa ibu-ibu hilir-mudik yang masih semangat untuk membelikan sarapan untuk keluarganya, termasuk Mamaku yang paling super. Ia masih keluar untuk ke masjid dan lalu mencuci dan kemudian membelikan makan untuk kami. Aku pun terbangun, aku turun ke bawah dan mengabarkan apa yang ku lihat di internet. Percakapan pagi ini terjadi
Aku : Mah, tadi ada gempa to sekitar jam 12?
Mama : Ho’o, wong se-RT podo metu karo bingung kok. Getaran e banter banget.
Aku : Aku gak kerasa i
Mama : kowe nek turu yo nyeyak banget o, tia tia..
Oke, aku menyadari. Tapi aku bersyukur tidak ada satu kurang apapun dalam diriku. Aku masih menghirup udara pagi ini. Udara yang dicampur abu. Sungguh aku malas bersiap untuk ke sekolah. Hari ini sekolah masuk pada pukul 07:45 WIB. Itu menambah malasku. Aku pun menguyah roti coklat keju sembari menonton berita di salah satu stasiun TV. Setengah jam tak berkutik. Setengah tujuh aku baru mandi. Setelah memakai seragam aku cek notifikasi chat dari whatsapp. Teman-temanku heboh dengan berita dari salah satu temanku yang sudah sampai smaga kalo sekolah hari ini diliburkan demi kesehatan bersama. Alhamdulillah, untung aku belum berangkat ke sekolah, untung aku belum bergelut dengan abu yang semakin lama semakin tebal dan deras. Aku dengar berita bahwa masih akan ada susulan letusan lagi dari Gunung Kelud.
Wahai saudara seiman dan seagama, Islam. Aku terus memikirkan ini apakah kiamat benar-benar sudah dekat? Akankah bumi berakhir? Atau ini peringatan karena banyak kemaksiatan yang tak terlihat di negara kita tercinta? Tepat kemarin malam sebelum aku tidur, aku membaca novel Labirin Lazuardi, Langit Merah Saga yang berisi sindiran hebat untuk bangsa kita yang tak lagi mengindahkan agamanya sendiri. Begini ku kutipkan “kaum yang dibinasakan Allah karena telah menghinakan nabi dan rasul serta melupakan-Nya! Pada zaman nabi berderet kisah tragis seperti ini. Mulai dari kaum ‘Aad pada masa Nabi Hud, yang dimusnahkan Alllah dengan suara mengguntur keras dari awan yang membawa angin dingin dan sangat kencang selama 7 malam 8 hari. Kaum Tsamud di zaman Nabi Saleh dimusnahkan Allah dengan sambaran petir. Kaum Sadum yang menggauli sesame jenisnya pada zaman Nabi Luth, dibinasakan Allah dengan hujan panas yang dibawa angin, tanah yang dibalikkan dan memangsa mereka. AKANKAH BENCANA MENIMPA PERKAMPUNGAN INI?”  Lalu, kemarin kamis aku mengikuti kajian rutin di masjid sekolahku. Pengisinya Ustad Burhan dan temanya Valentine Days. Beliau menyimpulkan seperti berikut “Islam memiliki budaya sendiri, udahlah pakai budayamu sendiri. Gak ikut-ikut budaya orang lain yang jelas jauh dari nilai islami.” Karena aku sekarang sekelas dengan orang Katholik itu membuatku cukup terkejut bahwa mereka ternyata merayakan hal ini secara besar-besaran dan menganggap 14 Februari benar-benar hari yang suci. Aku juga berfikir apakah Allah juga marah akan perayaan ini. Aku tak mengerti. Rasakan bencana untukmu yang mengagung-agungkan hari Valentine. Sungguh Agama Tauhid adalah yang paling benar dan Allah SWT telah menjamin kemurnian Kitab Al-Qur’an.

Letusan Gunung Kelud terjadi pada pukul 22:49. 
Dan lihat apa yang dikatakan Al-Qur'an. Allahu Akbar
source : timeline twitter 

Bencana ajang intropeksi, Allah SWT mengingatkanmu untuk kembali kepadanya. Benar-benar jika kita sudah diingatkan baru teringat. Kita tak pernah menyadari keberadaan Allah. Masya Allah. Aku juga mulai berfikir akan dosa-dosa yang telah kulakukan. Astaghfirullahaladzim. Aku pun ngeri sendiri melihat keadaan bangsaku. Bangsa yang sedang dilanda banyak bencana mulai dari Banjir Badang Manado dan Jakarta, Letusan Gunung Sinabung, Letusan Gunung Merapi, dan sekarang Letusan Gunung Kelud. Ya Alllah Maha Besar, ampunilah bangsa kami. Selamatkanlah saudara-saudaraku sebangsa setanah air dari segala bencana yang terus terjadi. Sungguh hanya kepada Engkau kami akan kembali.
APA YANG BISA DIPETIK DARI CERITA DI ATAS?
1.       Kamu perlu banget update berita dari situs internet.
2.       Tetap semangat walau bencana dan ujian menghantam
3.    Jangan terburu-buru bertindak :)
4.    Berdo'a untuk saudara-saudaramu. Being symphatic please. #PrayForKelud
5.       Kembali kepada Tuhan-Mu. Sungguh ini peringatan. Perbaiki dirimu.
6.       SMAGA BISA LIBUR. HAHA 

Comments