"But The View Is Great"

This is me searching way to express my feeling.

I have been passing a really hard day. And what I realize that LIFE IS SO HARD. Yeah, I know that saying. But dude c'mon life once and enjoy it yet it doesn't look easy as I thought.

Kesemuanya ini dimulai dari tanggal 7 Mei-and yeah it almost a month but still my heart is hurts;')-hari pengumuman UN. Honestly, I already had a feeling that I would get not that really good score. Dan hasil pun dibagi. Shocked sejadi-jadinya. It was reallyyyyyyyyyy hurt, dude. I tell you. Aku suka sekali dengan Bahasa Ingriss, it's like I know one and only passion that I have-at least I work hard to study for English-tetapi nyatanya hasil yang aku dapatkan malah nilai Bahasa Inggrisku lah yang paling jelek.

Aku menangis hampir ada 2 hari 2 malam. Menangis, bersedih, bertanya mengapa, meratapi nasib, dan mengadu banyak-banyak pada Allah. I literally did those activites and the worst is I did not talk to my dad and I was afraid to go out from my lovely room. We had cold silent war I. :') Itulah mengapa yang membuatku semakin bersedih. Aku merasa gagal membanggakan mereka. Padahal akulah anak yang lebih banyak dipuji usahanya oleh mereka daripada kedua adikku. Tapi apa daya, aku (merasa) gagal. Anak yang digadang-gadang untuk menjadi pemenang ini gagal pada langkah pertama masuk universitas, Mah, Pak.

Tak berhenti sampai disini, tanggal 9 Mei tiba. Yak, pengumuman SNMPTN. Yang paling ditunggu-tunggu dan diharapkan para anak SMA.
Tapi kenyataan buruk yang sudah dipikirkan hadir kembali, aku tidak lolos SNMPTN. Diantara 75% yang berkesempatan mendaftar SNMPTN, ada 40% temanku yang telah berhasil lolos di universitas favorit pilihan mereka. Sedang aku, menangis dan mengurung diri selama hampir satu minggu. And the silent war went to level 2. Apakah aku iri? Jujur saja ya, aku merasa envious yet I am happy for them too. Aku merasa insecure untuk keluar rumah. Aku merasa gengsi dengan diriku sendiri. Bahkan ajakan untuk mengikuti bidik kampus(progam sekolah untuk persiapan SBMPTN) dari teman selalu aku elak. Dalam hati ada diri ini selalu bertanya, "Ya Allah, salahku apa? Aku gagal lagi. Aku malu, Ya Allah." Aku banyak sekali melakukan intropeksi, rekam adegan, dan atau kilas balik apa yang telah aku lakukan. Ternyata emang aku buanyakkkkk banget dosanya sih:')

Walau hati gersang bak tanaman yang tak disiram satu bulan, yang aku tahu kita harus bangkit dan menatap ke depan untuk melanjutkan hidup. Di masa ini pula aku menemukan mana yang sejatinya worth to be called best friends dan mana yang hanya sekedar berlalu lalang mengisi hari-hariku. Dan mereka, sahabat-sahabatku adalah orang yang menguatkan aku. Menguatkan bahwa mimpi memang perlu diwujudkan dengan kerja keras.

Masih dengan hati bersedih dan rasa belum bisa legowo (ikhlas menerima kenyataan), aku langsung mendaftarkan diri untuk SBMPTN. Hal yang tak pernah ku siapkan jauh-jauh hari. Di titik ini pula, aku menemui masa dimana akah jadi apakah aku esok. Aku galau jurusan level akut dan udah telat banget. Yang membuatku galau adalah, apakah aku mengambil rumpun saintek atau soshum? Kenapa aku memilih soshum padahal aku dari IPA? Karena aku sadar bahwa aku lebih suka hal-hal berbau sosial seperti menulis, public speaking, suka Bahasa Inggris, suka pelajaran akuntansi. Tetapi, aku belum pernah belajar IPS. Aku disarankan kedua orang tuaku tetap mengambil jurusan di rumpun SAINTEK. Mereka tidak yakin dan sejujurnya aku juga dengan waktu yang singkat apakah aku bisa belajar materi-materi IPS itu. Aku sempat memberontak sejadi-jadinya. Aku belum memutuskan sampai hampir hari terkahir mendaftar. Aku isi hari-hariku dengan banyak sholat istikharah. Aku tak mungkin bisa menceritakan banyak detail di sini, tetapi yang jelas dengan segala konsekuensi aku akhirnya mengikuti ujian rumpun SAINTEK. Aku memulai belajar pada H-2 minggu SBMPTN, dan yang aku temui setiap hari adalah tangisan. Aku menangis karena meratapi susahnya soal SBM dan menangis karena aku merasa bodoh sekali di depan soal-soal tersebut. Aku kesusahan betulan. Aku serng sekali menyerah dan membolos belajar selama 3 hari karena tak ada satu soal pun yang bisa ku kerjakan ;') disini juga aku merasa iri pada orang-orang yang bisa mengikuti bimbel dan memiliki tutor untuk belajar SBM. Aku masih bersedih, guys.

Tanggal 25 Mei, hari pengumuman tahap I STAN. Yup, aku tidak lolos lagi :')
Bohong kalo aku bilang aku sudah kebal ditolak perguruan tinggi. Aku menangis lagi, aku merasa insecure lagi. Tapi, sahabat-sahabatku menguatkan aku untuk berjuang kembali. SBM tinggal 5 hari lagi. Apakah aku sudah siap? Belum sama sekali. Belajar dari STAN, aku lebih baik menyiapkan mentalku ini ketimbang belajar. Aku lebih banyak menyusun strategi mengerjakan soal agar tak terulang lagi hal-hal yang ada di bulai Mei ini:')

Dan inilah aku menceritakan kembali kisahku....
Selama hampir satu bulan ini aku banyak belajar apa artinya menerima, mensyukuri yang sempit, dan apa artinya kerja keras. Life is like hill, but the view is great, right? Sampe sekarang jika kamu bertanya, apakah aku sudah diterima di perguruan tinggi? Yak, belom. Aku masih berusaha dan masih banyak mencoba kesana dan kemari.

Ceritaku ini tidak ada apa-apanya dengan orang-orang diluar sana. Hal ini juga mengajarkan aku arti bagaimana menghargai orang lain, bagaimana pun pekerjaan orang tersebut karena Allah menciptakan kita untuk suatu tujuan mulia yaitu untuk beribadah kepada-Nya dan menjadi khalifah di muka bumi. Dan aku tahu, niat lillahi ta'ala mencari ilmu adalah salah satu bentuk ibadah yang akan aku lakukan.

Aku juga belajar bahwa apa yang aku anggap baik belum tentu diangap baik oleh Allah karena terkadang niat kita bukan untuk Allah tapi untuk manusia semata. Naudzubillah min dzalik. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus. QS. Al-Fatihah : 6

Dan yang paling penting adalah, AKU MASIH TERUS BERUSAHA DAN BELAJAR.



Sesungguhnnya setelah banyak kesulitan ada kemudahan. Q.S Al-Insyirah/94:6

(Kami jelaskan yang seperti itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadapap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan kepadamu. Dan Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri. Q.S Al-Hadid/57:23


PS : Sebenernya aku mau cerita ini nanti kalo dah dapet kursi di perguruan tinggi tapi apa daya aku lelah :') dan aku akan sangat senang jika ada yang berkenan memberi komentar-barang kali ada yang senasib sama aku atau alumni yang mau berbagi susahnya masuk universitas-sebagai salah satu media belajar(learning by hearing succes story) dan motivasi untukku.

Siapa pun kalian di luar sana yang sedang berjuang untuk bersekolah kembali, semangat lah dan hey kamu tidak sendirian :)



Comments

Post a Comment