Perang Pemikiran : Lantas Logika Mana yang Benar?

Ghazwul Fikri, perang pemikiran agaknya kini telah membudidaya di negara kita. Topik ini mulai betul kupahami setelah banyak para pensohor ilmu terus mengingatkan ancaman perang pemikiran yang akan melanda negara kita secara besar-besaran dan memang sekarang sedang terjadi di negara kita. Sudah barang tentu dari pihak Yahudi yang ingin menghancurkan Islam. Melihat islam runtuh, lemah, dan busss akhirnya lenyap tak terlihat napak tilasnya oleh dunia naudzubillah min dzalik.

Masih segar di pikiran kita pembahasan panas mengenai Ibu Saeni pemilik warung Tegal(warteg) yang berbuka siang-siang bolong dan di bulan Ramadhan sehingga satpol PP Serang, Banten merazia makanan yang dijajakannya. Para netizen pun mulai ramai berkomentar. Ada yang bilang itu balasan yang setimpal karena tak seharusnya buka warung makan di siang bolong di tengah kondisi lebih banyak orang yang melakukan ibadah puasa. Mereka bawa nama agama dan menjunjung tinggi nilai toleransi. Ada yang tidak pandang bulu dengan rasa toleransi tetapi menegakkan hukum yang dimana hal yang dilakukan Ibu Saeni itu menyalahi perda(peraturan daerah) di sekitar Serang maka layak bagi si Ibu Saeni disergap satpol PP dan dijatuhi hukum penjara. Rakyat Indonesia memang memiliki rasa simpati yang tinggi sangking tingginya mulailah banyak gerakan peduli Ibu Saeni dimana menyuarakan agar bisa menghargai orang yang TIDAK berpuasa karena meraka tetap membutuhkan asupan gizi lantas Ibu Saeni pun mendapat banyak bala bantuan untuk bisa tetap membuka wartegnya dan tidak dijatuhi hukum penjara. Padahal jika berlogika, yang banyak ikut yang sedikit atau yang sedikit ikut yang banyak? Jawab saja dalam benak kalian masing-masing.
Ada pula masalah LGBT yang marak tak hanya di kancah lokal tetapi juga interlokal. Ada yang berkata bahwa pernikahan dan atau hubungan sesama jenis menyalahi aturan agama. Lagi-lagi agama dijunjung tinggi di Indonesia. Patut kita syukuri bahwa banyak dari kita masih menjunjung tinggi nilai Sila Pancasila butir pertama. Lalu ada pula sebagian yang berkata pelarangan terhadap LGBT adalah tindak kriminalitas karena tak mendukung kebebasan hak asasi manusia dalam memenuhi kepuasan nafsu-nafsunya. Naudzibillah min dzalik.
Ada pula pernah kudengar bahwa jika kita keluar di malam hari baiknya mengikut sertakan laki-laki karena laki-laki dianggap sosok pelindung. Padahal jelas di Islam dinyatakan haram hukumnya jalan berduaan antar wanita dan pria jika keduanya belum dinyatakan dalam suatu hubungan perkawinan. Allah melarang pasti ada hal baik yang ingin disampaikan. Allah mungkin tidak ingin kita terjelembab dalam lubang dosa kemaksiatan undangan para setan. Bukankah bisa kita mengajak mahram kita yang lain? Atau jika memang sudah nafsu sekali ya menikahlah. Belum siap menikah ya berpuasalahJ
Lantas bagaimana logika waras yang seharusnya dibangun? Bermain logika itu susah susah gampang. Karena menurut saya batas berlogika kita adalah penentuan sampai sejauh apa kita menelaah dan membaca  ilmu pengetahuan dan litelature.  “You are what you read, you are what you see, you are what you hear” agaknya patut menjadi alasan besar kenapa banyak opini bermunculan. Mirisnya banyak masyarakat kita termasuk saya :”) yang memiliki tingkat baca rendah tetapi memiliki tingkat menonton dan mendengar yang tinggi. Kita banyak menonton dan mendegar berita dari suatu aliran tertentu yang dimana kebanyakan dari kita tak mau bertabayyun mengenai kebenaran berita tersebut lewat media yang lain yang mungkin lebih accurate seperti buku dengan penulis yang track recordnya patut diacungi jempol misalnya. Saya hanya ingin mengingatkan saudara-saudara seiman saya marilah kita gelorakan kembali semangat kita dalam mencari ilmu umumnya ilmu dunia dan khususnya ilmu akhirat yang  hukumnya wajib kita pelajari.  Pemilihan guru/ustad yang tepat pun akan mempengaruhi pemikiran kita. Kita boleh mengikuti suatu lembaga dakwah tertentu tetapi yang perlu diingat adalah kita berpegang pada prinsip ahlul sunnah wal jama’ah.


Relate to ghazwul fikri yang telah tersebut di paragraf teratas, saya hanya ingin menegaskan kembali jadilah muslim yang berpikiran luas dan open minded. Baca opini tak hanya dari kalangan yang sepaham dengan kita tetapi juga opini yang bertentangan dengan apa yang telah kita yakini. Bukan untuk membingungkan kita tetapi justru semakin meyakinkan apa yang sudah kita yakini dan melihat titik lemah logika orang lain karena fyi Yahudi punya berjuta-juta acara agar bisa melihat kejayaan Islam hancur. Salam damai! J

Comments